-->

BUKIT KERANG SEI SEMUJUR Era Prasejarah Batu Bara Masih Misteri


KAMPONGMUSEUM-BATUBARA

Sejak tahun 2013 dirilis pemerintah Kabupaten Batu Bara melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan tentang penemuan objek Arkeologi Bukit Kerang (kjokkenmoddinger) Desa Sei Semujur Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batu Bara, diduga situs cagar budaya dan sejarah yang berada diera prasejarah, masih mengandung informasi misteri.
    Pasalnya, sejak informasi objek arkeologi ini diperoleh Januari 2020, kemarin, di lokasi Desa Sei Semujur sudah tidak dapat ditemukan. Objek arkeologi Bukit Kerang ini merupakan materi cagar tumpukan sampah makanan berupa cangkang moluska (kulit kerang dan kepah) yang bercampur dengan tulang binatang, artefak tulang dan batu.
    Meski sempat diusulkan dalam regestrasi cagar budaya dan sejarah ke Tim Ahli Cagar Budaya yang berkantor di Propinsi Nangro Aceh, namun kabar bahwa temuan objek arkeologi Bukit Kerang hingga kini belum terdaftar diregistrasi secara nasional, akibatnya situs arkeologi yang diyakini sangat langka ini, dipastikan telah hilang dan tidak tereksploitasi secara benar.
    Bukit Kerang Sei Semujur ini, sebelum ditahun 2013 lalu ada ditemukan masyarakat, bahkan menjadi tempat bersinggah bagi para wisatawan domestik. Catatan temuan ini sebelumnya pernah dicatat pemerintah, namun sisa objek arkeologi bukit kerang dipastikan hilang dan tidak meninggalkan jejak karena dieksploitasi masyarakat secara besarbesaran untuk pembuatan bahan baku kapur.
    Fenomena objek arkeologis situs bukit kerang lainnya yang terdapat di Indonesia, juga ditemukan di pesisir timur Pulau Sumatera dengan periodisasi sekitar 12.000 tahun yang lalu. Temuannya terbatas pada wilayah di Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam dan Propinsi Kepulauan Riau.
    Sebaran bukit kerang yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara misalnya seperti di wilayah Kabupaten Deli Serdang dan Langkat dan di Provinsi Aceh di kawasan Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Aceh Timur.
    Situs bukit kerang yang memiliki kondisi relatif utuh hanya ditemukan di Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Timur sebanyak dua buah. Sebuah situs tersebut terletak di Kampung Lubuk Buaya, Aceh Timur dan sebuah yang lainnya terletak di Kampung Pangkalan, Kecamatan Kejuruan Muda, Aceh Tamiang, Kerusakan situs bukit kerang di daerah lainnya, diakibatkan oleh aktivitas masyarakat dalam pengambilan kulit kerang untuk bahan baku pembuatan kapur.
    Pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga agar segala sesuatu temuan itu yang menjadi aset kekayaan sejarah dan budaya peradaban daerah tidak secara sporadis hilang begitu saja, padahal jika dieksploitasi secara baik akan mendapat keuntungan yang luar biasa nilainya, baik dari aspek ekonomi, sosial, dan pengetahuan.
    Mirisnya, fenomena objek arkeologis Desa Sei Semujur ini fenomena objeknya sama ditemukan di Asia Tengah seperti Vietnam dan China serta kawasan Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia dan Indonesia, bahkan di Eropa diantaranya Swedia dan Denmark.
    Dalam rilis data pemerintah Batu Bara Tahun 2013, para penelitian yang diturunkan ke Bukit Kerang Desa Sei Semujur telah menghasilkan catatan tentang keberadaan peralatan batu yang berkembang pada masa itu yang memiliki ciri khusus pada morfologi maupun teknologinya dengan tajaman monofasial. Bentuk lain dari ciri masa itu ditunjukkan oleh jumlah penggunaan pipisan yang cukup banyak. Keseluruhan ciri tersebut kelak disepakati sebagai indikasi keberadaan budaya Hoabbin. Artefak yang ditemukan pada situs tersebut diantaranya berupa kapak batu berbentuk lonjong, dengan pangasah monofasial, yang kemudian disebut Sumatralith.
Selain itu juga ditemukan fragmen tulang manusia, hewan dan peralatan batu lainnya. Melimpahnya data yang dikumpulkan dalam kondisi yang tidak insitu, menyulitkan didalam perekonstmksian kehidupan manusianya.
    Persamaan itu morfologi dan teknologi pada situs bukit kerang yang ada di Asia Tengah dan Tenggara mengasumsikan adanya migrasi manusia beserta budayanya dari daratan Asia ke Asia Tenggara termasuk didalamnya pesisir timur Pulau Sumatera.    
    Adapun bukit kerang yang yang terdapat di Provinsi Kepulauan Riau merupakan temuan baru. Beberapawaktu berselang. dipastikan oleh tim Balai Arkeologi Medan bahwa penemuan di wilayah Desa Kawal  Darat di Kabupaten Bintan adalah situs bukti kerang atau biasa dikenal sebagai kjokkenmoddinger. Berkaitan dengan hasil pendataan di Desa Sei Simujur. di Kecamatan Sei Suka, infomasi keberadaan bukit kerang cukup menarik perhatian.
    Apabila tumpukan/bukit kerang di Pematang Kresek itu memang sama dengan yang terdapat di tempat lain. maka areal tersebut Sangat penting artinya bagi ilmu pengetahuan, khususnya arkeologi, antropologi. dan sejarah. Baik dalam lingkup lokal, nasional, regional, maupun internasional.(taufik abdi hidayat)

3 Responses to "BUKIT KERANG SEI SEMUJUR Era Prasejarah Batu Bara Masih Misteri"

  1. Pulo Besar, Desa Petatal tepatnya di belakang RM Minang Jaya

    ReplyDelete
  2. Maaf, bukit kerang itu berada di kawasan perkebunan karet desa sei semujur, kecamatan sei suka,saat ditemukan baru baru ini situs itu sudah punah

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar dengan bijak tidak berbau pornografi dan aksi,sara dan berbau politik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel