-->

WISATAWAN MANCANEGARA ZIARAH KE MAKAM DATUK

WISATA RELIGI



Berawal Mimpi Bertemu Datuk Raja Lima Laras

Wisatawan dari Negeri Selangor Malaysia datang berziarah ke Makam Datuk Muhammad Yudha Gelar Sri Diraja Kerajaan Kedatukan Lima Laras ke 11, setelah mendapat petunjuk dari mimpi.(foto.taufikabdihidayat)

KAMPONGMUSEUM-BATUBARA
     Sepintas banyak yang tidak mengetahui kharisma Raja Lima Laras ke 11 Datuk Muhammad Yudha bergelar Sri Diraja hingga ke mancanegara, dibuktikan banyaknya wisatawan datang berkunjung sambil melakukan prosesi jiarah ke makam datuk.
     Bagi para wisatawan domestik maupun mancanegara selain melihat kemegahan Istana Niat Lima Laras, umumnya datang berjiarah, berawal dari mimpi, najar dan hubungan ikatan keluarga kerajaan, maupun hubungan spiritual yang selama ini terhubung dengan para leluhur.
     Sejak Tahun 1980an, hingga saat ini keberadaan makam datuk Muhammad Yudha selalu ramai dikunjungi, sesuai dengan niat dan hajat yang berkunjung.
    Biasanya, sebelum melakukan ritual berjiarah ke makam datuk, pejiara disarankan mengambil wudhuk, dan ketika masuk ke kawasan makam sendal atau alaskaki dilepas, dan bagi wanita yang lagi datang bulan dilarang berjiarah ke makam, setelah itu melakukan doa bersama dan hajatan, dengan membaca witiran doa.
Kompleks Makam Raja Lima Laras terdiri dari, ratu dan permaisuri raja, serta para penasehat kerajaan era pemerintahan Datuk Muhammad Yudha Gelar Sridiraja.(foto.taufikabdihidayat)

Datuk Muhammad Yudha Wafat 1 Juni 1913
     Datuk Muhammad Yudha gelar Sridiraja Lima Laras wafat 1 Juni 1913 pada 8 Ramadhan 1337 Hijriah. Berkuasa sekitar tahun 1883 hingga 1913.
     Beliau adalah raja kesebelas dari kerajaan Lima Laras. Selain itu juga terdapat makam-makam keturunan dan sanak keluarganya dan para sahabat yang pernah berjasa dalam pemerintahannya.
     Makam ini disebelah tenggara Istana Lima Laras, dikelilingi pagar tembok setinggi 1,5 meter. Dalam kompleks makam memiliki sekurangnya 3 (tiga) macam atau bentuk nisan.
     Masing-masing adalah 6 (enam) buah nisan yang terbuat dari batu monolit. Diantaranya, nisan berbentuk pipih bermotif ada 7 (tujuh), dan nisan yang berbentuk gada.ada 5 (lima) buah. Batu monolit ini umumnya sengaja diambil dari Pulau Pandan atau Pulau Salahnama atau Pulau Datuk karena diyakini jenis batu ini hidup dan tidak terkikis dimakan usia.
     Seperti makam kebanyakan, model makam yang ada dimasyarakat Lima Laras umumnya tidak bertingkat dan diberi gundukan tanah. Namun, bagi makam datuk Muhammad Yudha disisi dinding pembatas makamnya dibangun dengan 3 tingkat anak tangga.


Istana Niat Lima Laras, dilihat dari kanan gedung tampak megah, merupakan situs sejarah yang dilindungi dan terdaftar dalam registarasi nasional, di balai cagar budaya berpusat di Aceh.(foto.taufikabdihidayat)
Tiga Tokoh Penting di Kompleks Makam Datuk Muhammad Yudha
     Dalam kompleks makam ada 3 (tiga) tokoh yang berpengaruh yakni Datuk Muhammad Raup dengan gelar Datuk Syah Muhammad Sagulung berasal dari Siak.
     Beliau sengaja dimakamkan dikawasan tersebut mengingat jasanya semasa hidup sebagai utusan Kerajaan Siak ke Lima Laras dalam penguasaan perang melawan Belanda dan hingga penjajahan Jepang.
     Dieranya mampu menyatukan perjuangan perlawanan kepada Belanda antara Kedatukan Lima Laras, Kedatukan Pesisir hingga Kedatukan Pagurawan.
     Selain itu, Makam Datuk Al Muiin Ramsyah Gelar Datuk Syah, berasal dari Kerajaan Malaysia.
     Beliau dimakamkan dikompleks tersebut karena dinilai berjasa dalam menghimpun dana perang melawan Belanda melalui kerajaan Aceh, diera pemerintahan Datuk Muhammad Yudha.
     Kemudian, Makam Putri Polandia Altberuetg menikah dengan Keluarga Kerajaan Turki ini disemayamkan di kompleks makam raja.
     Semasa hidup, putri Polandia tersebut berjasa membangunan hubungan dagangan ke Datuk Muhammad Yudha yakni perdagangan cengkeh dan pasir kuarsa. Selain itu, pernah menyumbangkan kayu langkaireng guna pendirian Istana Niat Lima Laras.    


Makam Datuk Muhammad Yudha dipugar pertama kalinya 7 Mei 2002, dengan swakelola keluarga kerajaan.(foto.taufikabdihidayat)

Sumur Datuk Prosesi Ritual Sebelum ke Makam
     Sumur dengan karakter hurup "D" atau disebut Sumur Datuk merupakan satu kesatuan dari prosesi ritual, saat berjiarah kemakam raja.
     Kepemilikan sumur ini masih dikelola pihak keluarga atau disebut zuriat, dan kini dilakukan pihak keturunan istri ke 3, aktif dan mendiami kawasan kompleks Istana Niat Lima Laras secara swadaya oleh Datuk Adzminsyah, dan hingga kini managemen pengelolaan masih bersifat tradisional.
    Sumur yang menjadi tempat mandi Datuk Muhammad Yudha beserta tamu kerajaan pada masa itu, juga difungsikan sebagai tempat air wudhuk ketika masuk waktu sholat. Sebelumnya, kawasan sumur datuk dibangun sebuah musholah, namun kini musholah tersebut roboh, dan menyisakan sumur Datuk ini.
     Sumur hurup D ini berjarak sekira 50 meter dari serambi istana sebelah kanan,  tepat berada di depan kompleks makam para keluarga raja. Bentuk fisiknya sangat memperihatinkan dan tidak terawat.
    Biasanya bagi para pejiarah, sering mengambil air wudhuk atau menyuci muka dan seluruh tubuh sebagai awal dari niat berjiarah ke makam raja. 
     Diyakini sumur ini memiliki aura positif bagi pejiarah, dan tidak sedikit dari tamu yang datang membawakan air tersebut untuk dibawa pulang sebagai penawar sedingin.
Sumur Hurup D, atau disebut Sumur Datuk
     Sumur ini banyak dikunjungi tamu dari berbagai negara dan tamu  domestic, diyakini memiliki air yang sakrar, orang yang datang berkunjung tetap memanjatkan doa kepada Tuhan, untuk diberikan kemudahan urusan.
     Dalam kisahnya Sumur D ini dibuat sebagai bentuk kehormatan bagi para tamu pada waktu itu apabila berkunjung menggunakan sumur ini untuk cuci kaki atau berwudhuk saat singgah ke istana.
    Setelah Datuk Muhammad Yudha wafat sumur ini disakral masyarakat sekitar dan pendatang , karena sangat terhubung dengan makam para raja dan sahabat raja yang dimakamkan dikawasan makam tersebut.
    Pemandangan ini selalu tampak dari tamu yang datang berasal dari luar seperti Aceh, pulau Jawa, Riau bahkan Malaysia sering berkunjung setiap tahunnya guna menjalankan wisata rohani. Dan umumnya sebelum jiarah ke Makam Muhammad Yudha para tamu berwudhuk dahulu ke Sumur “D”
     Sumur ini kategori objek situs sejarah, dengan koordinat 13’’12’16’’ LU – 99’’36’5’’BT dekat dengan Sungai Sei Batu Bara Kiri, dengan ukuran diameter 1 meter.(taufikabdihidayat)

0 Response to " WISATAWAN MANCANEGARA ZIARAH KE MAKAM DATUK "

Post a Comment

Tinggalkan komentar dengan bijak tidak berbau pornografi dan aksi,sara dan berbau politik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel