-->

RITUAL LAUT

Limas ke Laut Adat Istiadat Leluhur

Limas Lancang Kuning ini ditemukan dikawasan Kedatukan Lima Laras, tepatnya di Desa Ujung Kubu, Kecamatan Nibung Hangus, Kabupaten Batu Bara, diperkirakan usianya ratusan tahun.(foto.taufikabdihidayat)

 KAMPONG MUSEUM-BATUBARA
     Sepintas dalam pemikiran kita, setelah melihat gambar diatas sepertinya perahu mainan, atau hiasan dinding yang dapat mempercantik tata ruang rumah.
     Namun berbeda bagi masyarakat Batu Bara, tempo dahulu, miniatur perahu ini memiliki makna historis dan gambaran kekayaan tradisi leluhur masyarakat Batu Bara tempo dahulu.
     Bagi generasi hari ini, penggunaan bahasa Limas sangat asing dan jarang ditemukan lagi. Bahkan, adat istiadat ini lambat laun seiiring perkembangan jaman akan mulai punah.
     Padahal, Limas sebagai tradisi kebudayaan masyarakat Batu Bara yakni, menghanyutkan obat ke laut sebagai pelambang penghormatan dan penghargaan manusia yang hidup dimuka bumi kepada para leluhur khususnya penghuni laut, cerminan rasa syukur kepada sang pencipta yakni Allah, Tuhan Semesta Alam.
     Kemudian, menghanyutkan obat ke laut melalui Limas yang berbentuk miniatur perahu ini, sebagai bentuk manifestasi masyarakat laut khususnya yang bermata pencarian nelayan, atau masyarakat pesisir pantai, sebagai wujud hubungan spiritual kepada leluhur, dengan tidak mengesampingkan keyakinan kepada Allah sang pencipta.
     Miniatur perahu ini atau disebut Limas Lancang Kuning, sebelumnya ditemukan di Desa Ujung Kubu Kecamatan Nibung Hangus, dan telah berusia lebih 100 tahun, disimpan oleh pemiliknya Muhammad Nurdin, dan kini benda bersejarah ini telah diselamatkan dan tersimpan di Museum Daerah Kabupaten Batu Bara yang baru baru ini diresmikan Pemerintah Kabupaten Batu Bara.

Benda bersejarah ini telah diselamatkan dan tersimpan di Museum Daerah Kabupaten Batu Bara yang baru baru ini diresmikan Pemerintah Kabupaten Batu Bara.
     Diperkirakan, Limas ini tidak pernah difungsikan lagi seiiring perkembangan jaman, sementara sebelumnya Limas Lancang Kuning sering digunakan para masyarakat Batu Bara yang berada di pesisir pantai untuk acara Jamu Laut, Tolak Bala Kampung, hingga pada persahabatan kepada leluhur. 
     Seperti halnya, ada kejadian membahayakan keselamatan nyawa nelayan hingga makan korban, dan mayatnya tidak ditemukan, umumnya masyarakat nelayan Batu Bara melakukan Jamu Laut, atau Keduri Tolak Bala dan memanjatkan doa kepada Allah agar diberikan kemudahan dalam urusan,dan dijauhi dari marabahaya, yang kemudian dilakukan prosesi menghanyutkan Limas.
     Limas yang dihanyutkan, dapat berupa miniatur perahu, pelepah mayang pinang, atau daun pisang dengan bentuk sampan dan kemudian dihanyutkan kelaut beserta dengan perangkat pendukung, seperti, bunga setaman, berbagai macam perwakilan makanan khas melayu pesisir, pulut kuning, berotai, pisang emas, dan sejumlah bendera kebesaran masyarakat nelayan.
     Atau Limas ini biasa dilakukan bagi masyarakat pesisir laut di era kedatukan Lima Laras, Kedatukan Pesisir, Kedatukan Tanah Datar, Kedatukan Lima Puluh, Kedatukan sukudua Bogak hingga Kedatukan Pagurawan, yang menyakini bahwa keberadaan para leluhur senantiasa hidup berdampingan dengan manusia, selalu dilakukan prosesi menghanyutkan Limas ke laut, dengan tujuan agar keluarganya dan para leluhur senantiasa diberikan Allah kemudahan dan dijauhi dari semua marabahaya.
     Biasanya, adat istiadat ini banyak diyakini masyarakat Batu Bara bahwa mereka memiliki dan menghargai leluhur, dalam pengertian bagi yang memiliki sakosako atau puako, merupakan sebuah ritual ada istiadat yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari hari.
     Karenanya sebagai anak bangsa yang menghargai peradaban leluhur, tentunya tradisi yang menjadi kebanggan negeri bertuah tidak punah, dan sebagai umat yang beragama, segala urusan tetap kita berserah diri kepada sang pencipta Tuhan Yang Maha Esa.(taufikabdihidayat)  

2 Responses to "RITUAL LAUT"

  1. Dulu pernah dibuat waktu jaman pak OK bupati batu bara secara acaranya Akbar di pantai bunga setelah itu tidak pernah lagi

    ReplyDelete

Tinggalkan komentar dengan bijak tidak berbau pornografi dan aksi,sara dan berbau politik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel